Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, deraulistrik (noise), dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkansirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
Resistor ini memiliki banyak bentuk dan jenis, berikut ini beberapanya :
- FIXED RESTAN ( Tahanan Tetap )
- Resistor Variabel
- Potensiometer
Pada dasarnya jenis di atas memiliki sifat yang sama yakni menahan arus listrik sementara. tetapi pada poin kedua dan ketiga memiliki kelebihan karena ketahananya dapat di ubah. di bawah ini penjelasan tentang jenis resistor.
1. FIXED RESTAN
Alat ini bentuknya kecil dan memiliki gelang bervariasi. gelang - gelang warna ini menunjukkan besar dan kecilnya suatu tahanan. dan memiliki 2 buah kaki pada ujungnya, ia tidak memiliki kutub positif dan kutub negatif sehingga pemasangannya boleh terbalik, asalkan nilainya sama dengan nilai yang tertera pada PCB atau skema.
Alat ini terbuat dari bahan arang sehingga arus yang ada dalam resistor tetap tidak dapat di ubah-ubah lagi. bila nilai ohmnya tidak sesuai dengan arus yang masuk " lebih besar arus dari nilainya " maka komponen ini akan terbakar dan tidak berfungsi lagi. agar tidak salah dalam pemasangan anda harus tahu simbol yang di gunakan untuk resistor seperti pada gambar di bawah :
1. FIXED RESTAN
Alat ini bentuknya kecil dan memiliki gelang bervariasi. gelang - gelang warna ini menunjukkan besar dan kecilnya suatu tahanan. dan memiliki 2 buah kaki pada ujungnya, ia tidak memiliki kutub positif dan kutub negatif sehingga pemasangannya boleh terbalik, asalkan nilainya sama dengan nilai yang tertera pada PCB atau skema.
Alat ini terbuat dari bahan arang sehingga arus yang ada dalam resistor tetap tidak dapat di ubah-ubah lagi. bila nilai ohmnya tidak sesuai dengan arus yang masuk " lebih besar arus dari nilainya " maka komponen ini akan terbakar dan tidak berfungsi lagi. agar tidak salah dalam pemasangan anda harus tahu simbol yang di gunakan untuk resistor seperti pada gambar di bawah :
Selanjutnya setelah anda mengenal bentuk simbol dan fisiknya, anda harus mengenal gelang warna yang ada pada komponen ini. karena hanya dari warna itulah kita tahu berapa nilai dari resistor tersebut,...
2. RESISTOR VARIABEL
Prinsip kegunannya hampir sama dengan resistor jenis fixed restan , ia pun dapat menahan arus untuk sementara waktu . tetapi daat di perbesar dan sebaliknya nilai ohm yang ada. bila kita ingin mengubah nilai ohm yang adacukup dengan ngetrim pakai obeng. Bentuk fisik berbeda dengan resistor jenis fixed restan, komponen ini memiliki 3 kaki dan berbentuk kotak tipis. pada bagian tengah terdapat celah yang berguna untuk penempatan obeng ketika memutar.
Untuk jelasnya berikut ini bentuk fisiknya :
3. POTENSIOMETER
potensiometer masuk dalam komponen RESISTOR karena sifatnya menahan arus, tetapi dapat di ubah nilai ohmnya, bisa di katakan komponen ini memiliki sifat adjustable manual resistor.
jenis komponen ini biasanya berada pada audio player untuk mengatur volume, bass, treble dll. untuk lebih jelasnya berikut ini gambar dari potensiometer
Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika, misalnya :
- Sebagai penghambat arus listrik
- Sebagai pembagi tegangan
- Sebagai pengaman arus berlebih
- Sebagai pembagi arus
- dan lain sebagainya.
3. RESISTOR NON LINEAR
Merupakan resistor yang nilai resistansi bergantung pada keadaan sekitarnya, misalnya LDR ( Light Dependent Resistor ), PTC ( Positive Temperatur Coeficient ), NTC ( Negative Temperature Coeficient ), dan lain sebagainya.
>> LDR ( Light Dependent Resistor )
Merupakan resistor yang nilai resistansi di pengaruhi besaran cahaya yang berada disekitarnya. LDR banyak sekali kegunaanya semisal digunakan lampu taman otomatis, robot line tracer dan lain-lain.
>> PTC ( Positive Temperature Coefisient )
PTC biasanya digunakan untuk sensor temperature. PTC berfungsi sebagai tahanan atau resistansi (resistor) dimana nilai/ besar tahanannya berubah sesuai perubahan suhu. Disebut positif, karena nilai tahanannya akan naik jika temperatur naik, dan turun jika temperatur turun.
Prinsip Kerja PTC :
• The PTC-elemen pemanas sensitif mengatur kekuatan sesuai dengan temperatur yang diperlukan. Para input daya tergantung pada output yang diminta panas.
• Karena Perlawanan khusus suhu-karakteristik, ada suhu ada tambahan peraturan atau perangkat keselamatan diperlukan sementara mencapai tinggi tingkat daya panas ketika menggunakan area resistansi rendah
>> NTC ( Negative Temperature Coefisient )
NTC memiliki karakteristik kebalikan PTC, tahanan NTC akan turun jika temperature naik dan sebaliknya.Bagaimana NTC/PTC bisa berfungsi sebagai sensor? Dari nilai tahanannya. Biasanya aplikasinya dengan mengidentifikasikan arus yang mengalir melalui PTC. Jika PTC diberi tegangan, maka akan mengalir arus. Jadi, besarnya arus ini akan berubah2 sesuai perubahan tahanan PTC. Arus ini kemudian diukur sebagai identifikasi perubahan temperatur. Satuan dari PTC dan NTC sendiri adalah Kelvin (K).
Prinsip Kerja NTC
C. Fungsi Resistor
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :
- Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
- Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
- Berfungsi untuk membagi tegangan.
- Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor)
D. Cara Menghitung Nilai Resistor
Tegangan kerja / jatuh pada sebuah LED menurut warna yang dihasilkan adalah sbb :
Infra merah : 1,6 V
Merah : 1,8 V – 2,1 V
Oranye : 2,2 V
Kuning : 2,4 V
Hijau : 2,6 V
Biru : 3,0 V – 3,5 V
Putih : 3,0 – 3,6 V
Ultraviolet : 3,5 V
Mengacu data di atas maka Apabila kita ingin mencari nilai resistor pada LED dapat anda gunakan rumus berikut
R =(Vs-Vd) / I
dimana:
R = Resistor
I = Arus LED
Vs = Tegangan sumber( bisa battery 12V, atau sumber tegangan lainnya).
Vd = Tegangan kerja LED
Contoh :
Misal kita mempunyai sebuah LED warna merah (tegangan kerja 1,8 Volt) yang akan dinyalakan menggunakan sumber tegangan 12Volt maka kita harus mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan LED.
Sebelumnya kita mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan adalah 20mA Jadi dari contoh ini dapat diketahui bahwa tegangan yang digunakan (Vs) : 12V, tegangan kerja LED : 1,8V, dan Arus LED : 20mA = 0,02Ampere. maka R = (12-1,8) / 0,02 = 510 ohm
dengan cara yang sama jika LED yang di gunakan warna biru maka:
R LED Biru = (12V – 3V) / 0.02 A = 450 ohm
Infra merah : 1,6 V
Merah : 1,8 V – 2,1 V
Oranye : 2,2 V
Kuning : 2,4 V
Hijau : 2,6 V
Biru : 3,0 V – 3,5 V
Putih : 3,0 – 3,6 V
Ultraviolet : 3,5 V
Mengacu data di atas maka Apabila kita ingin mencari nilai resistor pada LED dapat anda gunakan rumus berikut
R =(Vs-Vd) / I
dimana:
R = Resistor
I = Arus LED
Vs = Tegangan sumber( bisa battery 12V, atau sumber tegangan lainnya).
Vd = Tegangan kerja LED
Contoh :
Misal kita mempunyai sebuah LED warna merah (tegangan kerja 1,8 Volt) yang akan dinyalakan menggunakan sumber tegangan 12Volt maka kita harus mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan LED.
Sebelumnya kita mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan adalah 20mA Jadi dari contoh ini dapat diketahui bahwa tegangan yang digunakan (Vs) : 12V, tegangan kerja LED : 1,8V, dan Arus LED : 20mA = 0,02Ampere. maka R = (12-1,8) / 0,02 = 510 ohm
dengan cara yang sama jika LED yang di gunakan warna biru maka:
R LED Biru = (12V – 3V) / 0.02 A = 450 ohm
Menghitung resistor secara seri :
jika LED di pasang seri maka tegangan kerja LED adalah penjumlahan dari keseluruhan LED yang di seri tersebut, dalam contoh berukut di perlihatka 3 buah LED warna kuning yang di pasang seri, jika tegangan sumber masih sama 12V maka maka:
R = (12V – (2,4V+2,4V+2,4V)) / 0.02 A
R = (12V – 9.6 V) / 0.02 A = 120 ohM
jika LED di pasang seri maka tegangan kerja LED adalah penjumlahan dari keseluruhan LED yang di seri tersebut, dalam contoh berukut di perlihatka 3 buah LED warna kuning yang di pasang seri, jika tegangan sumber masih sama 12V maka maka:
R = (12V – (2,4V+2,4V+2,4V)) / 0.02 A
R = (12V – 9.6 V) / 0.02 A = 120 ohM
0 comments:
Post a Comment